Apakah Esensi dari Puasa Hanya Menahan Lapar dan Haus saja?
TAK HANYA MENAHAN HAUS DAN LAPAR
"Puasa bukanlah hanya menahan makan dan minum saja. Akan tetapi puasa adalah menahan diri dari perkataan lagwu (sia-sia) dan rofats (perkataan keji)". (HR. Ibdnu Majah)
Di bulan Ramadhan yang penuh keberkahan ini, tentunya kita sebagai muslim yang ingin mendapatkan banyak pahala dan barakah dari sucinya bulan ini, selalu berusaha memperbanyak ibadah dan menjauhi segala larangan yang telah ditetapkan oleh Allah dan juga Rasulnya.
Secara bahasa, kita mengetahui bahwa puasa itu sendiri berarti menahan. Secara istilah, diartikan sebagai salah satu ibadah dengan niat mendekatkan diri kepada Allah, dengan menahan makan, minum, serta segala sesuatu yang berhubungan dengan hawa nafsu, dari mulai terbitnya fajar sadiq hingga terbenamnya matahari di ufuk barat.
Namun yang sering menjadi pertanyaan di segelintir orang, bahwa apa esensi dari menahan tersebut? Apakah kita hanya mendapatkan badan yang sehat dan berat timbangan yang turun saja? Bahkan ada juga yang ketika berbuka puasa, malah muncul nafsunya yang menggebu-gebu dalam menghabiskan makanan berbuka. Apakah yang seperti itu esensi puasa yang sebenarnya?
1. Bersyukur Mengetahui Nikmat Tersembunyi
Diwaktu kecil, biasanya orang tua selalu menasehati tentang pentingnya berpuasa. Mereka seringkali mengingatkan bahwa kita berpuasa untuk mengingat bahwa banyak dari saudara-saudara muslim kita diluar sana, selalu merasakan kelaparan karena kurangnya harta yang mereka dapatkan. Oleh karena itu, kita diperintahkan oleh Allah untuk berpuasa agar bisa merasakan apa yang mereka rasakan. Yaitu rasa lapar dan haus, dimana dengan adanya perasaan ini kita menjadi lebih peka terhadap keadaan saudara kita sekitar ketika merasakan hal yang sama.
Dan juga dengan berpuasa kita bisa ingat terhadap nikmat tersembunyi yang sering dilupakan. Sebagaimana yang disampaikan oleh Syaikh Izzuddin, seorang ulama besar madzhab Syafi’i abad 7 H, bahwa puasa bisa mengembalikan ingatan itu sehingga bisa membuat orang puasa mensyukurinya. Beliau mengatakan:
اذا صام عرف نعمة الله عليه في الشبع والري فشكرها لذلك فان النعم لايعرف مقدارها الا بفقدها
“Ketika berpuasa, seseorang menjadi tahu nikmat Allah swt kepadanya berupa kenyang dan terpenuhinya rasa haus, sehingga mereka bersyukur. Sebab, kenikmatan tidak akan diketahui nilainya tanpa melalui hilangnya rasa nikmat itu”. (Syaikh Izzuddin bin Abdissalam, Maqasidul Ibadat, hlm. 41)
Baca Juga : Keistimewaan Bulan Ramadhan Malam Seribu Bulan
2. Introspeksi Diri
Ibadah puasa di bulan Ramadan dapat mengajarkan umat muslim untuk introspeksi diri, tenggang rasa juga menahan amarah dan emosi.
Bahkan, menurut Toni Ervianto, alumnus pascasarjana Kajian Strategik Intelijen, Universitas Indonesia, ibadah puasa merupakan perpaduan alat ukur yang sempurna untuk mengetahui seberapa besar "intellectual quotion, emotional quotion dan spiritual quotion" manusia dalam menghadapi hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara yang plural dengan dinamika perkembangannya yang bergerak cepat.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Puasa adalah perisai. Maka (orang yang melaksanakannya) janganlah berbuat kotor/aniaya dan jangan pula bertengkar.” Dalam sebuah riwayat disebutkan, “Dan jangan berbuat sesuatu yang bodoh.” “Apabila ada orang yang mengajaknya berkelahi atau menghinanya maka katakanlah aku sedang berpuasa (dengan mengulang ucapannya dua kali).” (HR. Al-Bukhari No. 1894; HR. Muslim No. 1151)
Dari hadist di atas kita mendapatkan info, bahwa puasa itu juga bukan hanya menahan lapar dan haus saja. Namun menahan dari segala perbuatan keji dan mungkar. Seperti berkata kasar, berbuat aniaya, bahkan bertengkar sesama pun dilarang.
Dari dua hal yang telah kami sebutkan, masih banyak lagi esensi lain yang bisa kita dapatkan dari berpuasa itu sendiri. Karena value yang ada dalam puasa sendiri sangatlah besar.
Allah Subhanahu Wata’ala berfirman dalam Hadist Qudsi;
عن أَبي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قال : قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : قَالَ اللَّهُ : كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ لَهُ إِلا الصِّيَامَ فَإِنَّهُ لِي وَأَنَا أَجْزِي بِهِ
Artinya: Diriwayatkan dari Abi Hurairah RA. Beliau berkata Rasulullah SAW bersabda: “Allah SWT berfirman: Semua amal ibadah anak Adam untuk mereka sendiri kecuali puasa. Sesungguhnya puasa untuk-Ku dan Aku yang akan membalasnya.”
Baca Juga : Berbagi Kebahagiaan, SMK Muhammadiyah 5 Kisaran Bagikan Paket Sembako untuk Internal Sekolah
Imam Abu al-Khair al-Thaliqany menjelaskan, setidaknya terdapat 55 pendapat yang menerangkan makna kalimat [ إِلا الصِّيَامَ فَإِنَّهُ لِي وَأَنَا أَجْزِي بِهِ ] dan berikut di antara beberapa keterangan tersebut:
- Bahwa semua ibadah dapat dilihat oleh manusia kecuali puasa, sesungguhnya puasa merupakan rahasia antara Allah dan hamba-Nya di mana hanya Allah yang dapat melihatnya.
- puasa itu dijaga oleh Allah sehingga setan pun merasa enggan untuk merusak ibadah puasa seseorang.
- Bahwa semua amal ibadah yang dikerjakan oleh seorang hamba kepada Allah juga dilakukan oleh orang-orang kafir terhadap berhala-berhala mereka kecuali puasa.
- Bahwa puasa merupakan ibadah yang memiliki kesamaan hukum antara orang merdeka dengan budak hamba sahaya.
- Bahwa puasa merupakan ibadah yang menggambarkan tabiat dan sifat para malaikat dimana para malaikat tidak makan dan minum.
Akhir kata, semoga kita bisa menjalankan bulan Ramadhan dengan penuh ibadah dan hal-hal yang bisa mengangkat derajat kita semua di hadapan Allah. Dan kita juga bisa menahan dari segala sesuatu yang dilarang-Nya, Amiin.
Penulis : Rangga/Yaya
Komentari Tulisan Ini
Tulisan Lainnya
Fakta Mengenai Makam Nabi Muhammad SAW
Belum banyak yang tahu kalau makam Nabi Muhammad merupakan makam dengan lapisan segel paling ketat di dunia. Mari kita bahas Nabi Muhammad wafat di rumah Aisyah dan dimakamkan persis
Haruskah kita merayakan Hari Pria Internasional? Sejarah, Kontroversi, dan Maknanya
Setiap Tahun Pada Tanggal 19 November, Hari Pria Internasional (HPI) Dirayakan Di Seluruh Dunia. Banyak orang akan bertanya-tanya mengapa pria perlu merayakan hari kesadaran ke
Hari Pelajar Internasional
Hari Pelajar Internasional diperingati pada tanggal 17 November. Pada hari ini, kita mengenang keberanian ribuan pelajar di Praha yang berjuang demi kebanggaan nasional dan hak atas p
Kisah Juraij, Ahli Ibadah yang Justru Durhaka kepada Ibunya
Kisah Juraij merupakan cerita yang sarat akan pelajaran berharga tentang hubungan antara seorang anak dan orang tuanya. Juraij, seorang ahli ibadah yang hidup pada masa Bani Israil, ter
Kisah Urwah bin Zubair yang Membuat Kita Semakin Tabah Menjalani Hidup
Hisyam, putra Urwah bin Zubair meriwayatkan bahwa pada suatu hari ayahnya pergi mendatangi Al Walid bin Abdil Malik. Ketika sampai di Wadil Qura, dia merasakan rasa nyeri di kakinya. Ke
Al-Khawarizmi: Bapak Matematika Dunia dan Penemu Angka Nol
Muhammad bin Musa Al-Khawarizmi, lahir sekitar tahun 780 M di Khawarizm (sekarang Uzbekistan), adalah salah satu ilmuwan Muslim paling berpengaruh di dunia. Karyanya mencakup bidang mat
Pelajaran dari Luqmanul Hakim kepada Anaknya
Luqmanul Hakim merupakan salah satu sosok yang namanya diabadikan dalam Al-Quran karena kebijaksanaannya yang luar biasa. Ia bukan seorang nabi, namun Allah SWT menganugerahkan kepadany
Di Balik Sosok Khalid bin Walid yang Kebal Terhadap Racun
Khalid bin Walid adalah salah satu tokoh besar dalam sejarah Islam yang dikenal karena kegigihannya di medan perang. Ia diberi julukan Saifullah atau Pedang Allah oleh Nabi Muhammad SAW
Hari Palang Merah Indonesia, 3 September atau 17 September?
Kawula Muda, ada yang bisa bedainnya? Hari Palang Merah Indonesia (PMI) diperingati setiap 3 September. Tapi, enggak hanya 3 September, 17 September juga dirayakan sebagai Hari Pal
Teaching Factory/TEFA
Pembelajaran teaching factory adalah metode pembelajaran berpusat produksi atau jasa yang menyelaraskan pengajaran dan pelatihan (praktek) yang berdasar pada prosedur dan stan