
Kisah Urwah bin Zubair yang Membuat Kita Semakin Tabah Menjalani Hidup
Hisyam, putra Urwah bin Zubair meriwayatkan bahwa pada suatu hari ayahnya pergi mendatangi Al Walid bin Abdil Malik. Ketika sampai di Wadil Qura, dia merasakan rasa nyeri di kakinya. Ketika dia perhatikan, dia melihat ada luka bernanah. Meski rasa sakit terus menjalar ke atas, dia tetap melanjutkan perjalanan ke tempat Al-Walid dengan tandu.
Setelah sampai, Walid pun menyambut Urwah bin Zubair. Ketika melihat sakit di kaki Urwah bin Zubair terus menjalar, Walid pun berkata kepadanya, “Wahai Abu Abdillah, apakah boleh kakimu dipotong?”
Urwah bin Zubair menjawab, “Lakukanlah.”
Lalu Walid memanggil seorang dokter. Ketika akan memotong kakinya, sang dokter berkata kepada Urwah, “Minumlah obat tidur ini.” Namun Urwah tidak mau meminumnya. Lalu sang dokter memotong kakinya dari pertengahan betis, dan Urwah hanya mendesis, “Hissh Hisssh.”
Al-Walid bin Abdil Malik berkata, “Saya tidak pernah melihat orang tua sekuat dia dalam menahan rasa sakit.” Dalam perjalanan tersebut, anak Urwah yaitu Muhammad, jatuh sakit. Lalu meninggal dunia dan Urwah hanya membaca firman Allah: “Sesungguhnya kita telah merasa letih karena perjalanan kita ini.” (QS. Al-Kahfi: 62).
Kemudian ia berkata, “Ya Allah, dahulu saya memiliki 7 orang anak lalu Engkau mengambil satu orang dan menyisakan enam orang anak. Dulu saya mempunyai empat anggota tubuh (2 kaki dan 2 tangan) lalu Engkau mengambil salah satunya dan menyisakan tiga. Jika Engkau mengujiku, maka Engkau telah memberiku kesehatan. Dan jika Engkau telah mengambil sesuatu dariku, Engkau pun tetap menyisakannya untukku.”
Kemudian orang-orang memperlihatkan kepada Urwah bin Zubair kakinya telat dipotong. Lalu ia berkata kepada kakinya tersebut, “Sesungguhnya Allah tahu bahwa saya tidak pernah menggunakanmu untuk berjalan menuju kemaksiatan dan saya pun tahu akan hal itu.”
Itulah kisah dari keridaan Urwah bin Zubair terhadap takdir Allah Swt. Ia sedikitpun tidak pernah mengeluh dan menyalahkan keadaan. Ini menjadi pembelajaran berharga untuk kita bahwasannya setiap takdir yang terjadi dalam kehidupan kita, itulah yang terbaik. Semoga kita menjadi hamba yang memiliki ketabahan luar biasa seperti Urwah bin Zubair.
#hijrahtiime
Komentari Tulisan Ini
Tulisan Lainnya
Islam, Muhammadiyah, dan Seni
KISARAN - Seni sebagai bagian dari kebudayaan banyak berjasa untuk manusia. Kehidupan manusia tidak dapat dipisahkan dari seni. Melaluinya, manusia bisa merefleksikan diri dan memaknai
Nasihat dan Bimbingan untuk Pemuda Muslim terhadap Diri, Agama, dan Masyarakat
Apa peran pemuda Islam dalam membangun masyarakat Islam? Kita perhatikan bahwa Al-Qur’an menyebutkan tentang “pemuda” di banyak tempat Fatwa Syaikh Muhammad Shalih Al
Refleksi Lembaga Dakwah Islam sebagai Solusi Problematika Pemuda Saat Ini
Problematika dan isu di kalangan pemuda sosial di Indonesia selalu ramai diperbincangkan hingga saat ini khususnya mengenai gaya hidup dan kesejahteraan atau kemandirian finansial. Hal
PPDB SMK Muhammadiyah 5 Kisaran Tahun Pelajaran 2025/2026
SMK Muhammadiyah 5 Kisaran mulai melaksanakan kegiatan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) Tahun Pelajaran 2025/2026. Adapun pelaksaan PPDB SMK Muhammadiyah 5 Kisaran ak
Sibuklah Mengurusi Kekurangan Diri
Apakah kita sadar dengan kekurangan diri, tetapi memilih untuk mengabaikannya? Inilah salah satu musibah terbesar bagi seorang hamba! Abdullah bin Al-Mubarak rahimahullah meng
Fakta Mengenai Makam Nabi Muhammad SAW
Belum banyak yang tahu kalau makam Nabi Muhammad merupakan makam dengan lapisan segel paling ketat di dunia. Mari kita bahas Nabi Muhammad wafat di rumah Aisyah dan dimakamkan persis
Haruskah kita merayakan Hari Pria Internasional? Sejarah, Kontroversi, dan Maknanya
Setiap Tahun Pada Tanggal 19 November, Hari Pria Internasional (HPI) Dirayakan Di Seluruh Dunia. Banyak orang akan bertanya-tanya mengapa pria perlu merayakan hari kesadaran ke
Hari Pelajar Internasional
Hari Pelajar Internasional diperingati pada tanggal 17 November. Pada hari ini, kita mengenang keberanian ribuan pelajar di Praha yang berjuang demi kebanggaan nasional dan hak atas p
Kisah Juraij, Ahli Ibadah yang Justru Durhaka kepada Ibunya
Kisah Juraij merupakan cerita yang sarat akan pelajaran berharga tentang hubungan antara seorang anak dan orang tuanya. Juraij, seorang ahli ibadah yang hidup pada masa Bani Israil, ter
Al-Khawarizmi: Bapak Matematika Dunia dan Penemu Angka Nol
Muhammad bin Musa Al-Khawarizmi, lahir sekitar tahun 780 M di Khawarizm (sekarang Uzbekistan), adalah salah satu ilmuwan Muslim paling berpengaruh di dunia. Karyanya mencakup bidang mat