
Kisah Juraij, Ahli Ibadah yang Justru Durhaka kepada Ibunya
Kisah Juraij merupakan cerita yang sarat akan pelajaran berharga tentang hubungan antara seorang anak dan orang tuanya. Juraij, seorang ahli ibadah yang hidup pada masa Bani Israil, terkenal karena ketekunannya dalam beribadah kepada Allah. Namun, dalam kisah ini, ketekunan ibadahnya justru menyebabkan dirinya durhaka kepada ibunya. Ketika sang ibu memanggilnya saat ia sedang melaksanakan shalat, Juraij memilih untuk tidak menanggapi panggilan tersebut. Dalam pemikiran Juraij, melanjutkan ibadahnya lebih utama daripada memenuhi panggilan ibunya. Padahal, menurut syariat, menghormati dan mematuhi orang tua, apalagi ibu, lebih utama dibandingkan ibadah sunnah.
Sebagaimana disebutkan dalam beberapa riwayat, panggilan ibunya terjadi tiga kali berturut-turut, namun Juraij tetap mengabaikannya. Ibunda Juraij yang merasa sakit hati kemudian memanjatkan doa yang kurang baik, yakni agar Juraij menghadapi fitnah besar dalam hidupnya. Doa ibu adalah salah satu doa yang mustajab, seperti ditegaskan dalam berbagai hadis Nabi. Akibatnya, Juraij kemudian difitnah oleh seorang wanita pezina yang berhasil membohongi masyarakat dengan mengatakan bahwa Juraij adalah ayah dari anak yang ia lahirkan.
Kisah ini menjadi semakin menarik karena Allah menunjukkan kekuasaan-Nya melalui bayi yang baru lahir tersebut. Ketika ditanya, bayi itu menjawab dengan jujur bahwa ayahnya sebenarnya adalah seorang penggembala kambing, bukan Juraij. Jawaban bayi tersebut membersihkan nama Juraij dari fitnah yang telah menodai reputasinya sebagai ahli ibadah yang saleh. Namun, dari peristiwa ini, terdapat pelajaran besar yang perlu diambil, bahwa sebesar apa pun kesalehan seseorang, durhaka kepada orang tua tetap membawa konsekuensi yang berat.
Allah SWT dalam Al-Qur'an menegaskan pentingnya berbuat baik kepada orang tua, seperti dalam Surat Al-Isra ayat 23-24 yang menyebutkan larangan berkata kasar kepada orang tua, apalagi mengabaikan mereka ketika memerlukan bantuan. Sikap Juraij, meskipun didorong oleh keinginannya untuk tetap khusyuk dalam ibadah, tetap dianggap sebagai kelalaian dalam menjalankan kewajibannya terhadap orang tua. Inilah yang akhirnya memicu terjadinya ujian berat dalam hidupnya.
Pelajaran yang dapat diambil dari kisah ini adalah bahwa doa orang tua, baik atau buruk, sangatlah kuat. Dalam beberapa hadis disebutkan bahwa doa orang tua termasuk dalam doa yang tidak tertolak. Juraij, meskipun seorang ahli ibadah, tidak luput dari pengaruh doa buruk ibunya karena kelalaiannya. Hal ini mengajarkan bahwa keseimbangan antara kewajiban kepada Allah dan kewajiban kepada orang tua sangatlah penting dalam Islam.
Selain itu, kisah ini juga menegaskan pentingnya kesabaran dan keteguhan hati saat menghadapi fitnah dan ujian. Juraij, meskipun difitnah, tetap teguh dalam ibadahnya dan tidak goyah menghadapi tuduhan palsu. Allah akhirnya menyelamatkan Juraij dari fitnah yang keji melalui keajaiban-Nya, yakni bayi yang dapat berbicara. Ini merupakan bukti bahwa siapa pun yang tetap bertakwa dan bersabar, Allah akan selalu memberikan jalan keluar dari setiap kesulitan.
Kisah Juraij juga memberikan pelajaran kepada masyarakat agar tidak terburu-buru dalam menilai seseorang tanpa bukti yang jelas. Dalam cerita ini, masyarakat langsung percaya pada tuduhan palsu tanpa menyelidiki kebenarannya. Tindakan tergesa-gesa seperti ini dapat merusak reputasi seseorang dan menimbulkan ketidakadilan. Oleh karena itu, penting untuk selalu berpikir kritis dan tidak mudah terpengaruh oleh fitnah.
Di sisi lain, kisah ini juga menjadi pengingat bahwa kesalehan seseorang bukan hanya diukur dari seberapa banyak ibadah yang dilakukannya, tetapi juga dari bagaimana ia berinteraksi dengan orang lain, terutama orang tua. Kesalehan vertikal kepada Allah harus diimbangi dengan kesalehan horizontal kepada sesama manusia, terutama orang tua yang memiliki hak besar atas anak-anaknya. Inilah esensi dari ajaran Islam yang menekankan keseimbangan antara hubungan dengan Allah dan hubungan dengan manusia.
Komentari Tulisan Ini
Tulisan Lainnya
Islam, Muhammadiyah, dan Seni
KISARAN - Seni sebagai bagian dari kebudayaan banyak berjasa untuk manusia. Kehidupan manusia tidak dapat dipisahkan dari seni. Melaluinya, manusia bisa merefleksikan diri dan memaknai
Nasihat dan Bimbingan untuk Pemuda Muslim terhadap Diri, Agama, dan Masyarakat
Apa peran pemuda Islam dalam membangun masyarakat Islam? Kita perhatikan bahwa Al-Qur’an menyebutkan tentang “pemuda” di banyak tempat Fatwa Syaikh Muhammad Shalih Al
Refleksi Lembaga Dakwah Islam sebagai Solusi Problematika Pemuda Saat Ini
Problematika dan isu di kalangan pemuda sosial di Indonesia selalu ramai diperbincangkan hingga saat ini khususnya mengenai gaya hidup dan kesejahteraan atau kemandirian finansial. Hal
PPDB SMK Muhammadiyah 5 Kisaran Tahun Pelajaran 2025/2026
SMK Muhammadiyah 5 Kisaran mulai melaksanakan kegiatan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) Tahun Pelajaran 2025/2026. Adapun pelaksaan PPDB SMK Muhammadiyah 5 Kisaran ak
Sibuklah Mengurusi Kekurangan Diri
Apakah kita sadar dengan kekurangan diri, tetapi memilih untuk mengabaikannya? Inilah salah satu musibah terbesar bagi seorang hamba! Abdullah bin Al-Mubarak rahimahullah meng
Fakta Mengenai Makam Nabi Muhammad SAW
Belum banyak yang tahu kalau makam Nabi Muhammad merupakan makam dengan lapisan segel paling ketat di dunia. Mari kita bahas Nabi Muhammad wafat di rumah Aisyah dan dimakamkan persis
Haruskah kita merayakan Hari Pria Internasional? Sejarah, Kontroversi, dan Maknanya
Setiap Tahun Pada Tanggal 19 November, Hari Pria Internasional (HPI) Dirayakan Di Seluruh Dunia. Banyak orang akan bertanya-tanya mengapa pria perlu merayakan hari kesadaran ke
Hari Pelajar Internasional
Hari Pelajar Internasional diperingati pada tanggal 17 November. Pada hari ini, kita mengenang keberanian ribuan pelajar di Praha yang berjuang demi kebanggaan nasional dan hak atas p
Kisah Urwah bin Zubair yang Membuat Kita Semakin Tabah Menjalani Hidup
Hisyam, putra Urwah bin Zubair meriwayatkan bahwa pada suatu hari ayahnya pergi mendatangi Al Walid bin Abdil Malik. Ketika sampai di Wadil Qura, dia merasakan rasa nyeri di kakinya. Ke
Al-Khawarizmi: Bapak Matematika Dunia dan Penemu Angka Nol
Muhammad bin Musa Al-Khawarizmi, lahir sekitar tahun 780 M di Khawarizm (sekarang Uzbekistan), adalah salah satu ilmuwan Muslim paling berpengaruh di dunia. Karyanya mencakup bidang mat