• SMK MUHAMMADIYAH 5 KISARAN
  • SMK Bisa-Hebat (Berilmu, Beriman, Berakhlak dan Beramal)

GUBERNUR "KULI PASAR"

Keberadaan seorang pemimpin dalam sebuah wilayah itu emang wajib. Gak bisa dinafikan. Agar rakyat ada yang mengayomi, melindungi, dan memenuhi kebutuhan pokoknya. Nggak heran kalo pertanggungjawaban seorang pemimpin dalam Islam nggak cuman di dunia tapi juga di akhirat.

Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya kepemimpinan merupakan sebuah amanah, di mana kelak di hari kiamat akan mengakibatkan kerugian dan penyesalan. Kecuali mereka yang melaksanakannya dengan cara baik, serta dapat menjalankan amanahnya sebagai pemimpin." (HR Muslim)

Seperti apa gambaran pemimpin yang amanah dalam Islam? Simak kisah inspiratif berikut.

Pemimpin Amanah dari Persia
Pada masa pemerintahan Umar bin Khaththab, Salman Al Farisi mendaftarkan diri untuk ikut dalam ekspedisi militer ke Persia. Ia ingin membebaskan bangsanya dari genggaman kelaliman Kisra, Imperium Persia yang mencekik rakyatnya dengan penindasan dan kekejaman. Untuk membangun istana Kisra saja, ribuan rakyat jelata terpaksa dikorbankan, tidak setitik pun rasa iba terselip di hati sang raja.

Di bawah pimpinan Panglima Saad bin Abi Waqqash, tentara muslim akhirnya berhasil menduduki Persia, dan menuntun rakyatnya dengan bijaksana menuju kedamaian Islam. Di Qadisiyah, keberanian dan keperwiraan Salman Al Farisi sungguh mengagumkan sehingga kawan dan lawan menaruh hormat padanya.

Tapi bukan itu yang membuat Salman meneteskan air mata, keharuan pada waktu ia menerima kedatangan kurir Khalifah dari Madinah. Ia merasa jasanya belum seberapa besar, namun Khalifah telah dengan teguh hati mengeluarkan keputusan bahwa Salman diangkat menjadi amir di negeri Madain.

Umar secara bijak telah mengangkat seorang amir yang berasal dari suku dan daerah setempat. Oleh sebab itu, ia tidak ingin mengecewakan pimpinan yang memilihnya, lebih-lebih ia tidak ingin dimurkai Allah karena tidak menunaikan kewajibannya secara bertanggung jawab.

Maka Salman pun berbaur di tengah masyarakat tanpa menampilkan diri sebagai seorang amir. Sehingga banyak yang tidak tahu bahwa yang sedang keluar masuk pasar, yang duduk-duduk di kedai, bercengkrama dengan para kuli itu adalah sang gubernur.

Pemimpin ‘Kuli Pasar’, Bukan Pencitraan!
Pada suatu siang yang terik, seorang pedagang dari Syam sedang kerepotan mengurus barang bawaannya. Tiba-tiba ia melihat seorang pria bertubuh kekar dengan pakaian lusuh. Orang itu segera dipanggilnya; "Hai, kuli, kemari! Bawakan barang ini ke kedai di seberang jalan itu." Tanpa membantah sedikit pun, dengan patuh pria berpakaian lusuh itu mengangkut bungkusan berat dan besar tersebut ke kedai yang dituju.

Saat sedang menyeberang jalan, seseorang mengenali kuli tadi. Ia segera menyapa dengan hormat, "Wahai Amir. Biarlah saya yang mengangkatnya." Si pedagang terperanjat seraya bertanya pada orang itu, "Siapa dia? Mengapa seorang kuli kau panggil Amir?". Ia menjawab, "Tidak tahukah Anda, kalau orang itu adalah gubernur kami?". Dengan tubuh lemas seraya membungkuk-bungkuk ia memohon maaf pada 'kuli upahannya' yang ternyata adalah Salman Al Farisi.

"Ampunilah saya, Tuan. Sungguh saya tidak tahu bahwa Tuan adalah amir negeri Madain." ucap si pedagang.

"Letakkanlah barang itu, Tuan. Biarlah saya yang mengangkutnya sendiri." Salman menggeleng, "Tidak, pekerjaan ini sudah aku sanggupi sejak awal, dan aku akan membawanya sampai ke kedai yang kau maksudkan.

Setelah sekujur badannya penuh dengan keringat, Salman menaruh barang bawaannya di kedai itu, ia lantas berkata, "Kerja ini tidak ada hubungannya dengan jabatanku. Aku sudah berjanji mengangkat barang ini kemari. Maka aku wajib melaksanakannya hingga selesai. Bukankah merupakan kewajiban setiap umat Islam untuk meringankan beban saudaranya?"

Pedagang itu hanya menggeleng. Ia tidak mengerti bagaimana seorang berpangkat tinggi bersedia disuruh sebagai kuli. Mengapa tidak ada pengawal atau tanda-tanda kebesaran yang menunjukkan kalau ia seorang gubernur?

Ia barangkali belum tahu, begitulah seharusnya sikap seorang pemimpin menurut ajaran Islam. Tidak bersombong diri dengan kedudukannya, namun ia dituntut merendah di depan rakyatnya. Karena sejatinya, menjadi pemimpin adalah pelayan. Ya seperti, Salman Al Farisi, Gubernur Zuhud yang menjadi kuli di Pasar.

Pemimpin Sejati Pelayan Rakyat
Apa yang dilakukan Salman Al-Farisi bisa menjadi gambaran kalo dalam Islam, seorang pemimpin sejatinya adalah pelayan rakyat. Bukan petugas partai. Hal ini sebagaimana disampaikan oleh Rasulullah SAW, Pemimpin suatu kaum hakikatnya adalah pelayan mereka (HR Abu Nu'aim).

Sebagai pelayan rakyat, seorang pemimpin dalam Islam nggak gila hormat. Apalagi sampai minta previllage untuk kepentingan pribadi demi menebus ongkos politiknya. Yang ada, dia berusaha semaksimal mungkin memberikan pelayanan terbaik untuk mengurusi rakyatnya. Meski harus terjun ke pelosok seperti dilakukan khalifah Umah bin Khaththab untuk mengetahui langsung kondisi rakyatnya.

Ibaratnya petugas pemadam kebakaran, seorang pemimpin yang amanah sepatutnya siap 24 jam untuk memastikan rakyatnya tidak terzhalimi. Bukan untuk memenuhi janji-janji surga saat kampanye, tapi menunaikan kewajiban yang Allah swt bebankan kepadanya. Rasulullah saw mengingatkan, Tidaklah seorang hamba diserahi oleh Allah urusan rakyat, kemudian dia mati, sedangkan dia menelantarkan urusan tersebut, kecuali Allah mengharamkan surga untuk dirinya (HR Muslim).

Terkait dengan hadis di atas, Imam an-Nawawi, di dalam Syarh Shahîh Muslim, mengutip pernyataan Fudhail bin Iyadh, "Hadis ini merupakan ancaman bagi siapa saja yang diserahi Allah SWT untuk mengurus urusan kaum Muslim, baik urusan agama maupun dunia, kemudian ia berkhianat. Jika seseorang berkhianat terhadap suatu urusan yang telah diserahkan kepada dirinya maka ia telah terjatuh pada dosa besar dan akan dijauhkan dari surga. Penelantaran itu bisa berbentuk tidak menjelaskan urusan-urusan agama kepada umat, tidak menjaga syariah Allah dari unsur-unsur yang bisa merusak kesuciannya, mengubah-ubah makna ayat-ayat Allah dan mengabaikan hudûd (hukum-hukum Allah). Penelantaran itu juga bisa berwujud pengabaian terhadap hak-hak umat, tidak menjaga keamanan mereka, tidak berjihad untuk mengusir musuh-musuh mereka dan tidak menegakkan keadilan di tengah-tengah mereka. Setiap orang yang melakukan hal ini dipandang telah mengkhianati umat."

Emang saat ini belum ada lagi figur pemimpin amanah layaknya Salman al-Farisi atau Khulafaur Rasyidin. Tapi bukan berarti tak mungkin ada generasi penggantinya. Para pemimpin amanah itu lahir dari kehidupan yang Islami. Karena itu, untuk mempersiapkan generasi pemimpin yang amanah kita mesti berjuang bersama-sama untuk melangsungkan kembali kehidupan Islam. Kuy![]

Komentari Tulisan Ini
Tulisan Lainnya
Fakta Mengenai Makam Nabi Muhammad SAW

Belum banyak yang tahu kalau makam Nabi Muhammad merupakan makam dengan lapisan segel paling ketat di dunia. Mari kita bahas Nabi Muhammad wafat di rumah Aisyah dan dimakamkan persis

26/11/2024 11:38 - Oleh RISYATNI - Dilihat 89 kali
Haruskah kita merayakan Hari Pria Internasional? Sejarah, Kontroversi, dan Maknanya

Setiap Tahun Pada Tanggal 19 November, Hari Pria Internasional (HPI) Dirayakan Di Seluruh Dunia.   Banyak orang akan bertanya-tanya mengapa pria perlu merayakan hari kesadaran ke

19/11/2024 09:44 - Oleh RISYATNI - Dilihat 4110 kali
Hari Pelajar Internasional

Hari Pelajar Internasional diperingati pada tanggal 17 November. Pada hari ini, kita mengenang keberanian ribuan pelajar di Praha yang berjuang demi kebanggaan nasional dan hak atas p

15/11/2024 01:15 - Oleh RISYATNI - Dilihat 2475 kali
Kisah Juraij, Ahli Ibadah yang Justru Durhaka kepada Ibunya

Kisah Juraij merupakan cerita yang sarat akan pelajaran berharga tentang hubungan antara seorang anak dan orang tuanya. Juraij, seorang ahli ibadah yang hidup pada masa Bani Israil, ter

03/10/2024 09:32 - Oleh RISYATNI - Dilihat 2066 kali
Kisah Urwah bin Zubair yang Membuat Kita Semakin Tabah Menjalani Hidup

Hisyam, putra Urwah bin Zubair meriwayatkan bahwa pada suatu hari ayahnya pergi mendatangi Al Walid bin Abdil Malik. Ketika sampai di Wadil Qura, dia merasakan rasa nyeri di kakinya. Ke

02/10/2024 00:52 - Oleh RISYATNI - Dilihat 1928 kali
Al-Khawarizmi: Bapak Matematika Dunia dan Penemu Angka Nol

Muhammad bin Musa Al-Khawarizmi, lahir sekitar tahun 780 M di Khawarizm (sekarang Uzbekistan), adalah salah satu ilmuwan Muslim paling berpengaruh di dunia. Karyanya mencakup bidang mat

29/09/2024 09:41 - Oleh RISYATNI - Dilihat 4446 kali
Pelajaran dari Luqmanul Hakim kepada Anaknya

Luqmanul Hakim merupakan salah satu sosok yang namanya diabadikan dalam Al-Quran karena kebijaksanaannya yang luar biasa. Ia bukan seorang nabi, namun Allah SWT menganugerahkan kepadany

28/09/2024 10:55 - Oleh RISYATNI - Dilihat 2703 kali
Di Balik Sosok Khalid bin Walid yang Kebal Terhadap Racun

Khalid bin Walid adalah salah satu tokoh besar dalam sejarah Islam yang dikenal karena kegigihannya di medan perang. Ia diberi julukan Saifullah atau Pedang Allah oleh Nabi Muhammad SAW

25/09/2024 00:25 - Oleh RISYATNI - Dilihat 2251 kali
Hari Palang Merah Indonesia, 3 September atau 17 September?

Kawula Muda, ada yang bisa bedainnya? Hari Palang Merah Indonesia (PMI) diperingati setiap 3 September. Tapi, enggak hanya 3 September, 17 September juga dirayakan sebagai Hari Pal

16/09/2024 15:26 - Oleh RISYATNI - Dilihat 344 kali
Teaching Factory/TEFA

Pembelajaran teaching factory adalah metode pembelajaran berpusat produksi atau jasa yang menyelaraskan pengajaran dan pelatihan (praktek) yang berdasar pada prosedur dan stan

06/09/2024 21:33 - Oleh RISYATNI - Dilihat 321 kali