THE PURSUIT OF TRUE LOVE
“Salahkah jatuh cinta?” Hai #TemanSurga remaja-remaji di manapun berada, apa kabarnya hati? Sudah disinggahi sama virus merah jambu? Sudah mulai ada getar-getar tak menentu di dalam dada? Sudah mulai serba salah dengan suasana dan perasaan yang naik turun enggak karuan?
Jika semua pertanyaan di atas jawabannya adalah “YA”, pernahkah terlintas tanya “salahkah jatuh cinta?” Atau gaspol aja teros tanpa tolah-toleh kanan kiri dan depan belakang? Wkwkwk!
Ada apa dengan cinta? Bagaimana cinta sejati yang harus dikejar? Mari kita bicara tentang cinta!
# Remaja Jatuh Cinta
Ada banyak remaja yang biasa saja ketika kedatangan rasa cinta. Dinikmati dengan suka cita. Ditekuni hingga tak lagi peduli dengan yang lainnya. Pagi, siang, sore, hingga malamnya hanya ada luapan rasa cinta yang berbunga-bunga. Sama sekali tak terbersit tanya, “Salah atau benar?”
Namun, di sisi yang lain juga pasti ada sosok –sosok yang gugup bukan kepalang ketika disambangi rasa cinta. Perasaan tak nyaman bahkan merasa berdosa. Takut, tapi ingin menyelam lebih dalam. Bingung, harus berbuat apa. Dihantui sebuah tanya yang menggelisahkan, “Salahkah jatuh cinta?”
Kamu yang lagi baca tulisan ini, masuk ke tim mana nih? Jalani dan nikmati, atau pikir dulu seribu kali? Jawab jujur dalam hati, enggak usah pakai nyengir sendiri. Hehehe!
Adalah hal yang manusiawi dan normal ketika kita ada pada fase berpapasan dengan si cinta. Mau atau tidak, rasa itu akan hadir menyelinap di relung-relung hati. Menciptakan debaran yang aneh. Mengganggu konsentrasi. Kadang bikin senyum, tak jarang juga bikin nangis sendiri. Setiap remaja, alaminya merasakan hal ini. Tertarik dengan lawan jenis. Wajar, kok. Itu tandanya normal.
“So, enggak salah dong kalau punya komitmen alias pacaran? Normal kan ya?”
Eitsss, bentar Sist dan Bro. jangan main nyeruduk aja. Kita ngobrol pelan-pelan, yuk. Sambil ngemil juga boleh. Agar tetap enjoy dan santuy. Kuy!
Mengekspresikan Cinta dengan Pacaran
Benar bahwa rasa cinta adalah fitrah. Betul bahwa jatuh cinta adalah manusiawi. Mahfum bahwa menyukai lawan jenis adalah wajar. Hanya saja, tetap ada syarat dan ketentuan untuk mengekspresikannya. Bukankah kita muslim? Ya, seorang muslim terikat syariat dalam setiap ekpresi hidupnya. Tidak terkecuali dalam perkara cinta.
Sist dan Bro #TemanSurga, islam itu keren banget. Pandangan hidup yang tidak menafikkan fitrah manusia, tetapi juga tidak membebaskan begitu saja. Islam memberikan kesempatan kepada manusia untuk mengekspresikan apa yang ia rasa, dan bersamaan dengan itu islam juga memberikan aturannya. Tentang cinta misalnya, maka islam melarang kita menodainya dengan cara pacaran. Begitu!
Ribet? Sama sekali enggak. Justru kita mesti bersyukur benget menjadi seorang muslim yang diatur sedemikian detail oleh syariat islam. Karena semua aturan yang ada, hakikatnya adalah untuk kebaikan hidup kita. Tidak hanya baik di dunia, tetapi juga baik hingga sampai ke Surga. Meleleh enggak sih dengan kasih sayangnya Allah SWT ini ke kita?
Jadi bagaimana mengeskpresikan cinta agar bahagianya sampai ke Surga? Agar enggak celaka di dunia dan enggak sengsara di neraka?
# Cinta Suci, Taat Ilahi
Wajib bagi kita menjaga kesucian cinta. Jangan menjadi penoda. Cinta suci itu adalah cinta yang dilandasi dengan ketaatan kepada titah illahi. Bukan cinta buta. Bukan pula cinta berbalut nafsu semata. Cinta suci adalah cinta yang akan menjadi jalan keselamatan hingga ke Surga. Bagaimana caranya merajut cinta suci nan mulia ini?
Caranya adalah dengan taat syariat. Segera laksanakan apa yang Allah SWT perintahkan. Sepahit apapun itu. Segera tinggalkan apa yang Allah SWT larang. Semanis apapun itu. Yakin 100% bahwa taat membawa bahagia dan maksiat membawa petaka. Yakin bahwa apa yang menurut kita baik, belum tentu baik menurut Allah SWT. Yakin bahwa apa yang menurut kita buruk, belum tentu buruk pula di sisi Allah SWT. Fix, cukuplah penilaian Allah SWT sebagai standar hidup kita.
Berkaitan dengan mengekspresikan cinta, Allah SWT sudah memberikan rambu-rambunya. Bagi yang sudah mampu, maka disyariatkan untuk segera menikah. Mampu dalam hal apa? Tidak hanya secara biologis semata, tetapi juga mental. Sebab berumahtangga itu banyak tantangan yang menghadang. Butuh kesiapan mental. Oleh karena itu butuh ilmu yang sangat buanyak. Jangan sampai gara-gara tidak cukup ilmu, rumah tangga berubah jadi rumah duka. Hanya air mata yang ada di dalamnya. Serem, kan? Makanya, belajar yang bener selagi masih ada kesempatan belajar. Catet, ya!
Lalu bagaimana bagi yang belum mampu menikah? Maka syariat mengatur kita agar menjaga pandangan. Tahan mata, woy. Tahan jempol. Jangan stalking teros di sosmed si Doi. Setop kepoin apapun tentang dia. Banyakin istigfar untuk meredam genderang rasa dalam dada. Bisa yuk bisa. Kita enggak bakal mati kok, cuma sedikit gelisah aja. Bisa banget dialihkan ke aktivitas lain yang berfaedah.
Setelah menahan pandangan selanjutnya tahan pergaulan. Hindari berdua-duaan dan campur baur dengan lawan jenis yang bukan mahram. Pegang kuat prinsip ini. Enggak papa terlihat asing dan beda dari yang lain. Enggak masalah dibilang makhluk langka. Bukankah berlian juga langka dibandingkan arang? Menjadi langka karena Allah SWT itu istimewa. Aaseeek!
Inilah mengapa penting bagi kita memahami Islam. Wajib mengkajinya secara kaffah. Agar hidup kita memiliki prinsip yang kuat. Tidak mudah baper dengan kondisi. Mampu mengambil sikap tanpa harus ikut-ikutan yang sedang kekinian. Teguh berpendirian, “Taat pasti bahagia, maksiat pasti sengsara.” Meski tak ramai yang membersamai, tak mengapa asalkan Allah SWT meridai.
Siap ya menjaga cinta agar tetap suci? Semangat ya untuk senantiasa taat pada Illahi? Sampai waktunya nanti. Bahagia akan menghampiri. Keberkahan akan menyelimuti. Keselamatan dunia hingga akhirat akan kita dapati. Yuk bisa yuk, menjaga cinta agar tetap suci dengan mentaati titah illahi. Sebab hakikat dari ekspresi cinta adalah mencintai Illahi Rabbi dengan mentaati syariat-Nya. Ya, inilah pengejaran cinta sejati yang semestinya. The pursuit of true love. []
Sumber: Rahmad Taher
Komentari Tulisan Ini
Tulisan Lainnya
Sibuklah Mengurusi Kekurangan Diri
Apakah kita sadar dengan kekurangan diri, tetapi memilih untuk mengabaikannya? Inilah salah satu musibah terbesar bagi seorang hamba! Abdullah bin Al-Mubarak rahimahullah meng
Fakta Mengenai Makam Nabi Muhammad SAW
Belum banyak yang tahu kalau makam Nabi Muhammad merupakan makam dengan lapisan segel paling ketat di dunia. Mari kita bahas Nabi Muhammad wafat di rumah Aisyah dan dimakamkan persis
Haruskah kita merayakan Hari Pria Internasional? Sejarah, Kontroversi, dan Maknanya
Setiap Tahun Pada Tanggal 19 November, Hari Pria Internasional (HPI) Dirayakan Di Seluruh Dunia. Banyak orang akan bertanya-tanya mengapa pria perlu merayakan hari kesadaran ke
Hari Pelajar Internasional
Hari Pelajar Internasional diperingati pada tanggal 17 November. Pada hari ini, kita mengenang keberanian ribuan pelajar di Praha yang berjuang demi kebanggaan nasional dan hak atas p
Kisah Juraij, Ahli Ibadah yang Justru Durhaka kepada Ibunya
Kisah Juraij merupakan cerita yang sarat akan pelajaran berharga tentang hubungan antara seorang anak dan orang tuanya. Juraij, seorang ahli ibadah yang hidup pada masa Bani Israil, ter
Kisah Urwah bin Zubair yang Membuat Kita Semakin Tabah Menjalani Hidup
Hisyam, putra Urwah bin Zubair meriwayatkan bahwa pada suatu hari ayahnya pergi mendatangi Al Walid bin Abdil Malik. Ketika sampai di Wadil Qura, dia merasakan rasa nyeri di kakinya. Ke
Al-Khawarizmi: Bapak Matematika Dunia dan Penemu Angka Nol
Muhammad bin Musa Al-Khawarizmi, lahir sekitar tahun 780 M di Khawarizm (sekarang Uzbekistan), adalah salah satu ilmuwan Muslim paling berpengaruh di dunia. Karyanya mencakup bidang mat
Pelajaran dari Luqmanul Hakim kepada Anaknya
Luqmanul Hakim merupakan salah satu sosok yang namanya diabadikan dalam Al-Quran karena kebijaksanaannya yang luar biasa. Ia bukan seorang nabi, namun Allah SWT menganugerahkan kepadany
Di Balik Sosok Khalid bin Walid yang Kebal Terhadap Racun
Khalid bin Walid adalah salah satu tokoh besar dalam sejarah Islam yang dikenal karena kegigihannya di medan perang. Ia diberi julukan Saifullah atau Pedang Allah oleh Nabi Muhammad SAW
Hari Palang Merah Indonesia, 3 September atau 17 September?
Kawula Muda, ada yang bisa bedainnya? Hari Palang Merah Indonesia (PMI) diperingati setiap 3 September. Tapi, enggak hanya 3 September, 17 September juga dirayakan sebagai Hari Pal