• SMK MUHAMMADIYAH 5 KISARAN
  • SMK Bisa-Hebat (Berilmu, Beriman, Berakhlak dan Beramal)

Hari Palang Merah Indonesia, 3 September atau 17 September?

Kawula Muda, ada yang bisa bedainnya?

Hari Palang Merah Indonesia (PMI) diperingati setiap 3 September. Tapi, enggak hanya 3 September, 17 September juga dirayakan sebagai Hari Palang Merah Indonesia. Apa sih bedanya?

Berdasarkan sejarahnya, ide pembentukan Palang Merah Indonesia dimulai pada 3 September 1945 ketika Presiden Soekarno mengeluarkan perintah untuk membentuk suatu badan bernama Palang Merah Nasional.

Badan tersebut akhirnya bisa dibentuk pada 17 September 1945 dengan nama Palang Merah Indonesia dan diketuai oleh Drs. Mohammad Hatta.

Mengutip situs kemkes.go.id, keberadaan PMI secara nasional disahkan melalui Keppres No.25 tahun 1959 dan kemudian diperkuat dengan Keppres No. 246 tahun 1963.

Oleh karena itu, di September ini masyarakat Indonesia memperingati dua hari bersejarah Palang Merah yaitu Hari Palang Merah Indonesia yang jatuh pada 3 September dan Hari Palang Merah Nasional pada 17 September.

Pengin tahu lebih banyak tentang sejarah PMI dan apa saja tugas-tugasnya? Simak selengkapnya di bawah ini, ya, Kawula Muda!

Sejarah berdirinya Palang Merah Indonesia (PMI)

Palang Merah di Indonesia sebenarnya sudah berdiri sejak sebelum Perang Dunia ke-2. Saat itu, tepatnya pada 21 Oktober 1873, Pemerintah Kolonial Belanda sempat mendirikan Palang Merah di Indonesia dengan nama Nederlands Rode Kruis Afdeling Indie (NERKAI). Perhimpunan ini kemudian dibubarkan pada saat pendudukan Jepang.

Namun sebenarnya, perjuangan untuk mendirikan Palang Merah Indonesia telah dimulai sejak 1932. Kegiatan itu dipelopori oleh Dr. RCL Senduk dan Dr Bahder Djohan. Rencana tersebut mendapat dukungan luas terutama dari kalangan terpelajar Indonesia.

Mereka berusaha keras membawa rancangan tersebut ke dalam sidang Konferensi NERKAI pada 1940, walaupun akhirnya ditolak mentah-mentah. Seperti tak kenal menyerah, saat pendudukan Jepang, mereka kembali mencoba untuk membentuk Badan Palang Merah Nasional.

Namun sekali lagi upaya itu mendapat halangan dari Pemerintah Tentara Jepang, sehingga untuk kedua kalinya rancangan itu harus kembali disimpan.

Hingga pada saat tujuh belas hari setelah Proklamasi Kemerdekaan RI 17 Agustus 1945, tepatnya pada 3 September 1945, Presiden Soekarno mengeluarkan perintah untuk membentuk suatu badan Palang Merah Nasional.

Atas perintah Presiden, maka Dr. Buntaran yang saat itu menjabat sebagai Menteri Kesehatan Republik Indonesia Kabinet I, membentuk Panitia 5 pada 5 September 1945, dengan anggotanya yang terdiri dari dr R. Mochtar, dr. Bahder Djohan, dr Djuhana, dr Marzuki, dan dr. Sitanala.

Akhirnya, Perhimpunan Palang Merah Indonesia berhasil dibentuk pada 17 September 1945 yang di ketuai oleh Drs. Mohammad Hatta. Satu negara hanya ada satu perhimpunan nasional, maka 16 Januari 1950 pemerintah Belanda membubarkan NERKAI dan menyerahkan asetnya ke Palang Merah Indonesia (PMI). Pihak NERKAI diwakili oleh dr. B. Van Trich sedangkan dari PMI diwakili oleh dr. Bahder Djohan

PMI merintis kegiatannya dengan memberikan bantuan korban perang revolusi kemerdekaan Republik Indonesia dan pengembalian tawanan perang sekutu maupun Jepang.

Atas kinerja tersebut, PMI mendapat pengakuan secara Internasional oleh Komite Palang Merah Internasional (ICRC) dan resmi menjadi anggotanya pada 15 Juni 1950. PMI juga diterima menjadi anggota Perhimpunan Nasional ke-68 oleh Liga Perhimpunan Palang Merah, serta Bulan Sabit Merah yang disebut Federasi Internasional Perhimpunan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah (IFRC) pada Oktober 1950.

PMI terus memberikan bantuan hingga akhirnya Pemerintah Republik Indonesia mengeluarkan Keppres No. 25 tanggal 16 Januari 1959. Dikuatkan dengan Keppres No. 246 tanggal 29 November 1963. Dengan adanya konstitusi itu dapat menjadi jaminan bahwa pemerintah Indonesia mengakui keberadaan PMI.

Tugas Palang Merah Indonesia (PMI)

Ada sejumlah pekerjaan yang menjadi tugas Palang Merah Indonesia (PMI) yaitu: 

  • Memberikan bantuan kepada korban konflik bersenjata, kerusuhan dan lainnya.
  • Memberikan pelayanan darah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
  • Melakukan pembinaan relawan.
  • Melaksanakan pendidikan dan pelatihan yang berkaitan dengan Kepalangmerahan.
  • Menyebarluaskan informasi yang berkaitan dengan kegiatan Kepalangmerahan.
  • Membantu dalam penanganan musibah dan/atau bencana di dalam dan di luar negeri.
  • Membantu pemberian pelayanan kesehatan dan sosial.
  • Melaksanakan tugas kemanusiaan lainnya yang diberikan oleh pemerintah.

Sebagai Warga Negara Indonesia, Kawula Muda juga bisa memeriahkan perayaan Hari Palang Merah Indonesia dengan berdonor darah atau tetap dengan mejaga kesehatan baik dilingkungan keluarga maupun dilingkungan temppat tinggalnya.

Sumber: pramborsfm

Komentari Tulisan Ini
Tulisan Lainnya
Kisah Juraij, Ahli Ibadah yang Justru Durhaka kepada Ibunya

Kisah Juraij merupakan cerita yang sarat akan pelajaran berharga tentang hubungan antara seorang anak dan orang tuanya. Juraij, seorang ahli ibadah yang hidup pada masa Bani Israil, ter

03/10/2024 09:32 - Oleh Rudy S. Marpaung - Dilihat 1656 kali
Kisah Urwah bin Zubair yang Membuat Kita Semakin Tabah Menjalani Hidup

Hisyam, putra Urwah bin Zubair meriwayatkan bahwa pada suatu hari ayahnya pergi mendatangi Al Walid bin Abdil Malik. Ketika sampai di Wadil Qura, dia merasakan rasa nyeri di kakinya. Ke

02/10/2024 00:52 - Oleh Rudy S. Marpaung - Dilihat 1793 kali
Al-Khawarizmi: Bapak Matematika Dunia dan Penemu Angka Nol

Muhammad bin Musa Al-Khawarizmi, lahir sekitar tahun 780 M di Khawarizm (sekarang Uzbekistan), adalah salah satu ilmuwan Muslim paling berpengaruh di dunia. Karyanya mencakup bidang mat

29/09/2024 09:41 - Oleh Rudy S. Marpaung - Dilihat 3913 kali
Pelajaran dari Luqmanul Hakim kepada Anaknya

Luqmanul Hakim merupakan salah satu sosok yang namanya diabadikan dalam Al-Quran karena kebijaksanaannya yang luar biasa. Ia bukan seorang nabi, namun Allah SWT menganugerahkan kepadany

28/09/2024 10:55 - Oleh Rudy S. Marpaung - Dilihat 2478 kali
Di Balik Sosok Khalid bin Walid yang Kebal Terhadap Racun

Khalid bin Walid adalah salah satu tokoh besar dalam sejarah Islam yang dikenal karena kegigihannya di medan perang. Ia diberi julukan Saifullah atau Pedang Allah oleh Nabi Muhammad SAW

25/09/2024 00:25 - Oleh Rudy S. Marpaung - Dilihat 1722 kali
Teaching Factory/TEFA

Pembelajaran teaching factory adalah metode pembelajaran berpusat produksi atau jasa yang menyelaraskan pengajaran dan pelatihan (praktek) yang berdasar pada prosedur dan stan

06/09/2024 21:33 - Oleh Rudy S. Marpaung - Dilihat 190 kali
Sibuk Kerja Cari Uang Bukan Jaminan Dapat Uang Banyak

Sibuk kerja cari uang bukan jaminan dapat uang banyak. kalau rejeki diukur dari volume kerja maka kuli bangunanlah yang harusnya dapat uang banyak. Antara kerja dan rejeki itu dua hal

06/09/2024 21:17 - Oleh Rudy S. Marpaung - Dilihat 1952 kali
Sujud “Free Style”, Buah Kebebasan yang Kebablasan

Ibadah adalah aktivitas yang bertujuan untuk mendekatkan diri kepada Allah. Apalagi di saat bulan Ramadan seperti saat ini. Pahala melakukan ibadah dilipatgandakan. Kaum muslimin pun be

03/08/2024 22:31 - Oleh Rudy S. Marpaung - Dilihat 707 kali
Tahlilan dalam Pandangan Muhammadiyah

Pertanyaan: Apakah Muhammadiyah membolehkan tahlilan, seperti mengucapkan kata “La Ilaha Illallah” sebanyak 33 kali? Saya rasa lebih menenangkan dan menyejukkan hati serta

10/06/2024 09:18 - Oleh Rudy S. Marpaung - Dilihat 1200 kali
BERHENTILAH UNTUK MELAWAN MUHAMMADIYAH

  Ada beberapa pihak, kelompok maupun barisan yang selalu mencari masalah dan keributan dengan Muhammadiyah baik dalam aspek paham keagamaan, pandangan politik, amal usaha, kekuat

09/06/2024 08:51 - Oleh Rudy S. Marpaung - Dilihat 1240 kali